Thursday, September 15, 2005

Selagi Kita Belum Berangkat

Setiap terjadi musibah, kematian merasuk sebagai memori yang mencekam perasaan. Kita yang masih ditakdirkan hidup seolah diingatkan, bahwa kematian tak pernah bisa kita duga, meski tempo sedetik sebelum kedatangannya. Mati adalah rahasia, tapi juga kepastian bagi segala yang hidup. "Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mendahulukannya."(Q.S. 10 : 49), demikian firman Allah dalam Al Qur'an.

Kematian bukan hanya satu kepastian dari banyak kepastian. Ia bahkan merupakan satu-satunya perkara pasti, yang akan dirasakan oleh setiap mahluk bernyawa. Beda kematian dengan momentum lain semata hanya urusan prediksi. Peristiwa lain sedikit-banyak masih mengandung unsur predictable, sedang kematian tidak. Mati adalah sebuah peristiwa yang unpredictable. Tak bisa diprediksi, tak teramalkan, tak dapat diukur kapan waktu kejadiannya, dengan ilmu atau alat secanggih apapun. “...Kelahiran, rejeki, jodoh dan kematian hanya Allah saja Yang Mengetahui,” sabda Rasulullah SAW (H.R. Bukhari).

Kematian adalah peristiwa suci yang mengandung ujian. Pada episode ini manusia meninggalkan alam fana menuju ke alam kekal. Menjemput kemuliaan atau mendatangi kehinaan, sesuai nilai keimanan, tingkat ketakwaan, serta amal perbuatannya semasa hidup di alam dunia. “(Allah) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. "(Q.S. 67 : 2). Maka berbahagialah orang yang senantiasa mengisi hidupnya dengan ilmu, amal dan ikhlas hati, sebab dalam pandangan Sang Khaliq, mereka termasuk orang yang beruntung lulus ujian. Namun begitu, celakalah mereka yang lemah iman lagi kerap berbuat dosa. Sepanjang hayat di alam yang kekal nanti, kesengsaraan adalah teman abadi. Yang akan mengisi lembar-lembar waktu, mengisi pergantian hari, yang tak akan kunjung atau pernah menemukan akhir. Itulah sebabnya, kehidupan dan kematian disebut paket ujian. Karena hidup dan mati berguna dalam menguji dan memilah siapa-siapa, orang yang boleh bertinggal dalam kebahagiaan abadi, dan siapa orang yang kelak menjadi umpan api neraka, ketika akhirat telah dikuakkan.

Sebaik-baik manusia adalah mereka yang selalu mengingat mati, sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits shahih riwayat Bukhari. Hamba Allah yang tak lepas dari mengingat mati, pastilah selalu bersiap diri. Agar sewaktu-waktu Izrail datang mencabut nyawa, ia sedang dalam keadaan beriman, dalam keadaan menaati perintah Allah dan melindungi diri dari larangan-Nya. Manusia demikian mencapai apa yang dinamakan : husnul khatimah. Insan yang mampu menyelesaikan tugas khalifatullah dengan akhir yang baik. Melalui sebuah happy ending. Meraih kembali nafsul muthmainnah-nya.

No comments: