Wednesday, September 28, 2005

Ramadhan Kita Jelang

Tak ada bulan yang paling mulia selain ramadhan. Rasulullah SAW sampai menggelari bulan ini : syahrul mubarak. Bulan yang penuh rahmat, ampunan dan pembebasan bagi setiap abdullah, yang melewati sepuluh hari pertama hingga sepuluh hari terakhirnya dengan amalan-amalan saleh. Dengan shaum, tarawih, tadarrus, qiyamul lail yang istiqamah, bahkan dengan sahur dan ifthar yang tertib (diakhirkan/ didahulukan), bulan ramadhan akan membuahkan hikmah yang tak ternilai, dalam qolbu siapapun yang ikhlas menjalaninya.

Banyak sekali keutamaan bulan ramadhan. Pada bulan ini Al Qur'an diturunkan, pahala dilipat-gandakan, pintu surga terkuak dan pintu-pintu neraka ditutup. Keutamaan ramadhan terletak pula pada curahan rahmat-Nya di sepuluh hari pertama, limpahan maghfirah atau ampunan-Nya di sepuluh hari kedua, dan janji pembebasan dari api neraka pada sepuluh hari terakhir. Di sepuluh hari terakhir itulah, terdapat malam lailatul qadr atau malam seribu bulan. Malam dimana setiap mereka yang ber-i'tikaf dan beribadah mendapat ganjaran sepadan dengan pahala seribu bulan. Bagaimana agar rahmat, maghfirah dan pembebasan yang dijanjikan Allah itu dapat kita raih dengan sempurna ? Rahasianya terletak pada sejauh mana persiapan kita, untuk menempuh perjalanan waktu di syahrul mubarak yang segera akan kita jelang.

Peran aktif da'i, ulama maupun organisasi Islam sangat diperlukan dalam masa penyambutan bulan ramadhan ini. Nasihat maupun seruan mereka amat berguna sebagai panduan bagi umat, agar dapat, tepat dan semangat menjalankan berbagai ibadah mahdhah dan ghayr mahdhah, yang dianjurkan selama syahrur ramadhan. Setidaknya kaum da'i dan aktivis Islam bisa memfasilitasi individu-individu muslim untuk melakukan : I'dad Ruhi Imani, yaitu meneguhkan keimanan kita (“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap ridha Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” [H.R. Muslim] ) ; I'dad Jasadi, yaitu mempersiapkan kesehatan jasmani kita ; I'dad Maliyah, yaitu mempersiapkan harta untuk melipat-gandakan sedekah kita ("Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan." [H.R. At Tirmidzi] ) ; dan I'dad Fikri wa Ilmi, yaitu mempersiapkan ilmu untuk diterapkan atau diamalkan, dalam keseharian kita selama ramadhan.

Kaum ulama, organisasi Islam dan seluruh umat mesti bersatu-padu, untuk mewujudkan suasana tenteram di seluruh negeri. Maka selain persiapan individu- lingkungan rukun warga sampai tingkat kota, lingkungan pesantren sampai tempat kerja, perlu juga disiapkan untuk menyambut syahrur ramadhan. Sarana-prasarana masjid atau mushola-mushola harus kembali ditata serta dibersihkan. Agar setiap orang khusyuk ketika beribadah di dalamnya, agar kaum muslimin dan muslimah merasa nyaman, tatkala mengikuti program-program ramadhan yang diselenggarakan oleh ta'mir masjid, pengurus mushola atau panitia sanlat ramadhan.

Jangan pula dilupakan persiapan dalam keluarga kita. Bapak sebagai kepala keluarga, selain harus lebih cepat dan sempurna dalam persiapan diri, mesti memeriksa kesiapan lingkungan rumah dan kondisi seluruh anggota keluarga. Apakah rumah sudah dibersihkan dan ditata rapi, apakah perlengkapan ibadah dan mushaf Al Qur'an sudah tersedia dan memadai, apakah semua anggota keluarga berada dalam kondisi fisik dan mental yang prima. Mumpung masih ada waktu satu minggu, mari kita benahi segala kekurangan yang kelak bisa menghambat ibadah shaum, atau ibadah ramadhan kita secara keseluruhan.

Ramadhan yang kita jelang adalah bulan yang terlalu sayang untuk dilewatkan tanpa persiapan khusus. Disamping persiapan memberi kita kemudahan dikala menjalani ibadah di bulan suci nanti, rehearsal juga merupakan wujud kegembiraan kita atas kedatangan 'tamu mulia' itu. “Barang siapa yang hatinya merasa gembira atas kedatangan bulan ramadhan, maka Allah kelak mengharamkan jasadnya dari api neraka.”demikian sabda Rasulullah SAW (H.R. Bukhari-Muslim). Semoga saja, kita semua tergolong sebagai kaum yang diisyaratkan oleh Rasulullah SAW melalui sabdanya itu. (red/aea)

No comments: